Ada hampir 7 miliar
manusia di muka bumi saat ini. Tentu saja ada yang memiliki pencapaian yang
sangat baik dari segi seni, kemanusiaan, literatur, olahraga, dll. Di sini kita
akan menjelaskan kehidupan dan pencapaian dari salah satu dari orang-orang tersebut,
yaitu, Malala Yousafzai, gadis berusia 20 tahun yang merupakan salah satu
aktivis pendidikan untuk perempuan. Dia adalah pemenang “Nobel Peace Prize”
termuda sepanjang sejarah.

Malala merupakan gadis Pakistan
yang lahir pada 12 Juli 1997 di Swat Valley. Dia merupakan putri seorang
pemilik sekolah, Ziauddin Yousafzai, yang mendirikan sekolah tersebut agar
kedua gender dapat bersekolah. Awal mula perjalanan aktivis Malala adalah pada
tahun 2008 ketika Ayahnya membawanya ke klub radio lokal untuk protes akan
penutupan sekolahnya dengan memberikan pidatonya “How Dare Taliban Take Away My
Basic Right to Education?” yang pada akhirnya disiarkan ke seluruh
Pakistan. Malala kemudian melanjutkan kegiatan aktivisnya dengan melakukan blogging untuk BBC pada 2009 mengenai hak
untuk pendidikannya yang tolak oleh Taliban dalam pseudonim ‘Gul Makai’. Akan
tetapi, identitas dia terkuak pada akhir tahun 2009. Artikel-artikel yang dia
buat dalam blog-nya menuai banyak
perhatian. Kemudian, dia memanfaatkan hal itu untuk semakin menyuarakan pendapatnya
tentang haknya. Dengan banyaknya orang yang telah mengakui kegiatan aktivisnya
yang berani melawan Taliban dia diundang ke berbagai acara televise di Pakistan.
Pada tahun 2011, dia mendapatkan nominasi atas “International Children’s Peace
Prize” dan pada tahun yang sama dia di hargai dengan “National Youth Peace
Prize” di Pakistan.

Kegiatan aktivis Malala
tentu saja membawa bahaya bagi dia dan keluarganya. Akan tetapi, Malala dan
keluarganya tetap percaya bahwa Taliban tidak akan menyakiti seorang anak. Pada
tahun 2012, pada saat Malala sedang pulang menggunakan bus sekolah terjadi
sebuah insiden. Seorang pria bersenjata masuk kedalam bus dan menembaki Malala.
Peluru senjata tersebut berhasil mengenai sisi kiri kepalanya dan menembus
lehernya. Ada dua anak perempuan lainnya yang juga terluka akibat insiden ini.
Alhasil dari penembakan ini, Malala dalam kondisi kritis. Kemudian, dia dibawa
ke Brimingham untuk diobati dan berhasil diselamatkan. Insiden ini telah
menyebabkan gerakan dan dukungan massa untuk Malala. Insiden ini juga tidak
mematahkan semangat Malala untuk memperjuangkan hak pendidikan untuk perempuan.
Hal ini telah membuahkan progress yang signifikan untuk dunia pendidikan.
Presiden Pakistan saat itu, Asif Ali Zardari, meluncurkan anggaran 10 juta
dollar untuk mendanai pendidikan dan pada saat yang sama Malala Fund terbentuk
untuk mendukung pendidikan untuk perempuan di seluruh dunia.

Setelah kesembuhan Malala
dari insiden ini, Ia muncul pertama kali secara public pada tahun 2013 di ulang
tahunnya yang ke 16 di United Nations, New York dan membawa sebuah pidato dengan
kata-kata yang paling berkesan “One Child, one teacher, one pen and one book
can change the world”. Dia kemudian memenangkan “United Nations Human Rights
Prize” dan dinobatkan oleh Majalah Time sebagai orang paling berpengaruh di
tahun 2013. Pada tahun yang sama Ia dinominasikan untuk memenangkan “Nobel
Peace Prize” namun tidak berhasil memenangkannya. Akan tetapi, pada tahun 2014
Ia dinominasikan ulang dan berhasil memenangkannya pada usia yang ke 17 dan menjadikannya
sebagai pemenang hadiah Nobel Perdamaian termuda.
Malala tidak
memberhentikan perjuanganannya setelah memenangkan penghargaan tersebut. Dia
memanfaatkan Malala Fund dan wadah-wadah lainnya untuk tetap memperjuangkan apa
yang Dia perjuangkan yaitu hak untuk berpendidikan. Dia tetap konsisten dalam
membela hak pendidikan sampai saat ini.
Sumber:
https://www.britannica.com/biography/Malala-Yousafzai
https://www.biography.com/people/malala-yousafzai-21362253
http://www.un.org/News/dh/infocus/malala_speach.pdf